Menhan Persilahkan Pengikut PKI Keluar Dari NKRI - Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu mengingatkan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara Pancasila. Karena itu, orang-orang yang masih menganut paham Komunis alias pengikut Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk segera keluar, angkat kaki dari tanah air.
Sikap Ryamizard ini terkait dengan
maraknya pesan berantai tentang PKI yang akan melakukan peringatan
besar-besaran pada hari lahirnya, yakni 9 Mei. Selain itu juga muncul
dan beredarnya kaos-kaos dengan gambar simbol PKI, palu dan arit.
Menyikapi hal itu, Ryamizard mengingatkan
agar orang-orang yang menganut paham PKI tak usah coba coba mengusik
kedamaian di tanah air.
"Saya ingatkan yang PKI-PKI ini ya, saya
ini Menteri Pertahanan, saya tidak ingin terjadi keributan di negara
ini," ujar Ryamizard saat diwawancarai wartawan di sela pelepasan
prajurit yang dilepas ke perbatasan RI-Papua Nugini di Pelabuhan
Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (09/5/2016) seperti
dikutip Detik.com.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD)
ini mengingatkan, saat ini ancaman terhadap negara sangat banyak,
termasuk radikalisme kiri dan kanan. Menurutnya kedua paham itu
bertentangan dengan Pancasila.
"Negara kita ini negara Pancasila. Pancasila itu tidak ke kiri tidak ke kanan. Kalau enggak mau Pancasila, ya keluar dari negara ini,"ungkapnya.
Soal tanda-tanda bangkitnya kembali PKI,
Ryamizard mengingatkan supaya hal itu tidak dilakukan. Alasannya, hal
itu akan menimbulkan polemik yang bisa mengganggu kepentingan nasional.
"Pancasila itu budaya kita. Enggak ada budaya kita musuh-musuhan, bunuh-bunuhan. Budaya kita itu gotong royong bersama-sama. Kalau enggak mau gotong royong keluar saja dari negara ini," ucapnya.
Pemerintah, kata Ryamizard ingin supaya
negara ini makmur. Oleh karena itu tidak perlu lagi ada PKI yang justru
akan menyulut kemarahan rakyat.
"Yang sudah lalu sudahlah. Kita mau membangun, kasihan dong Bapak Presiden tiap hari mengurus masalah ekonomi, kok mau diganggu masalah beginian. Ini kan mengganggu pembangunan,"pungkasnya.
Suara Islam