Ketika asteroid menghantam Bumi sekitar 66 juta tahun lalu, para ilmuwan percaya bahwa makhluk hidup di kawasan yang kini kita sebut Kutub Selatan (Antartika) tetap mampu bertahan.
Tapi, analisa terbaru menyatakan, asteorid yang memusnahkan dinosaurus itu juga melumatkan hewat laut yang ada di Antartika.
Ilmuwan dari University of Leeds dan British Antarctic Survey di Pulau Seymour, Semenanjung Antartika, berhasil merampungkan penelitian untuk menentukan umur dari sekitar 6.000 fosil hewan laut itu.
Hasilnya menunjukkan, diperkirakan, fosil tersebut memang berasal dari 65 hingga 69 juta tahun lalu, yang mengartikan bila makhluk-makhluk tersebut mati di saat yang sama ketika asteroid menghantam Bumi. Riset yang dipublikasikan di Nature Communications sebagaimana dilansir dari CNN.com tersebut memberi pemahaman lebih dalam para ilmuwan mengenai kepunahan massal terbesar di bumi.
Ini adalah studi pertama yang memberikan argumen bahwa kematian massal yang terjadi akhir periode Cretaceous terjadi begitu cepat, dan menghancurkan bumi hingga di kedua kutubnya.
Mosasaurus yang ada di film Jurassic World.
Umumnya, para ilmuwan meyakini bahwa satwa-satwa di kutub tidak terdampak dari kematian massal akibat hantaman asteroid, karena letaknya yang jauh dari pusat hantaman. Namun, studi ini menyatakan sekitar 70% satwa di kedua kutub mati dalam rentang waktu yang cepat, dengan sebaran yang luas.
“Riset kami menyatakan bahwa pada suatu masa, semua baik baik saja -kutub selatan memiliki kehidupan laut yang sangat beragam, dan tiba-tiba -semuanya hilang dan musnah. Jelas, sebuah bencana besar, yang tiba-tiba terjadi di Planet Bumi,” kata Jamis Witts, salah seorang peneliti dari University of Leeds.
Fosil -fosil yang ditemukan itu membuktikan bila matinya dinosaurus akibat asteorid yang jatuh ke Teluk Meksiko. Bukan karena perubahan alam yang disebabkan aktivitas vulkanik.
“Ini bukti terkuat, penyebab kepunahan massal yang cepat di bumi karena dampak hantaman asteroid. Bukan perubahan kondisi lingkungan yang pelan akibat vulkanik yang mempengaruhi lingkungan,” lanjut Witts.
Mesosaurus.
Berdasarkan penjelasan pihak University of Leeds, fosil-fosil hewan laut yang mereka analisa tersebut, adalah terbanyak yang pernah ditemukan di bumi. Setidaknya, perlu enam tahun bagi para peneliti untuk meneliti umur setiap fosil.
Fosil itu terdiri dari hewan kecil dan besar, mulai dari kerang di dasar samudera, hingga hewan yang hidup di permukaan laut.
Salah satu fosil hewan laut besar yang berhasil diteliti umurnya adalah reptil raksasa Mosasaurus, salah satu monster raksasa yang ‘tampil’ dalam film “Jurassic World” tahun 2015.
Penelitian ini juga menjadi argumen penting dari riset sebelumnya yang menyatakan dinosaurus punah secara perlahan.