-->

7 Fakta Miris Pendidikan di Indonesia

Tanggal 2 Mei merupakan hari pendidikan nasionnal indonesia, dengan diperingatinya hari pendidikan, diharapkan pendidikan di Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi. Namun, fakta membuktikan bahwa pendidikan di Indonesia belum bisa membuat bangsa ini menjadi bangsa yang memiliki karakter yang kuat. Kurangnya pendidikan moral dan kewarganegaraan membuat siswa di indonesia tidak mencerminkan sebagai siswa yang terdidik. Berikut ini 7 fakta bahwa pendidikan di Indonesia sangat miris

1. Kualitas Pendidikan Rendah


kurangnya tenaga pengajar di indonesia membuat pengajaran di kelas tidak maksimal, guru yang bukan bidangnya dipaksa mengajar pelajaran yang tidak dikuasainya. Contohnya saja guru fisika juga merangkap mengajar sejarah, hal ini tentunya membuat kualitas pendidikan di indonesia menjadi rendah. Hal ini sering terjadi di sekolah - sekolah di pelosok negeri ini. Sedikit cerita ya, Saya memiliki teman yang berasal dari ujung negeri ini, kami bertemu di bangku kuliah tepatnya di mata kuliah matematika komputasi, dosen kita mengasumsikan bahwa kita semua di kelas sudah menerima dan mengerti persamaan linear di waktu SMA. Namun teman saya ini tidak mengerti sama sekali dikarenakan waktu SMA dulu tidak mendapatkannya karena kurangnya guru Matematika yang mengajar di daerahnya. Hal ini membuktikan bahwa kualitas pendidikan di indonesia sangat rendah.


2. Kurikulum yang Tak Sesuai dengan Siswa Indonesia


kita sebagai manusia diciptakan oleh tuhan dengan kemampuan yang berbeda - beda dan tingkat menyerap ilmu yang berbeda - beda. Namun di Indonesia semua siswa disamaratakan kemampuannya dengan kurikulum di indonesia ini, semua siswa diajari dan harus bisa pelajaran eksak, padahal tidak semua siswa suka dengan pelajaran eksak. Ada siswa yang suka musik, olahraga, seni dll. 

Kurikulum yang ada saat ini mengharuskan siswa bisa pelajran eksak padahal disaat lulus nanti hanya 5 % dari pelajaran di Indonesia yang bisa diterapkan di kehidupan sehari - hari. Tidak mungkin saat kita membeli pentol di jalanan menggunakan rumus matematika. Jika kita bandingkan dengan negara lain, kurikulum di Indonesia ini sangat memberatkan siswanya. Di negara lain, pendidikannya lebih mengutamakan pendidikan moral dan etika sehingga menghasilkan generasi yang memiliki karakter kuat.


3. Ujian Nasional yang Tak Penting


menurut saya yang pernah mengikuti Ujian Nasional, Ujian akhir ini sangatlah tidak penting karena cuma membuat mental siswa di Indonesia menjadi hancur. Karena ancaman tidak lulus sekolah dan akan mengulang di kelas tiga, banyak siswa yang melakukan kecurangan dengan mencontek saat ujian. Bahkan ada guru yang mengajarkan siswanya untuk mencontek karena takut sekolahnya nanti dicap jelek karena siswanya ada yang tidak lulus. Pengawas yang ada diruangan pun cuma menjadi patung pada saat ujian, mereka membiarkan siswanya saling contekan. Hal ini tentunya menghancurkan karakter siswa dan guru.
Sisi buruk dari Ujian Nasional yang lain adalah soal yang diujikan tidak sesuai dengan kemampuan semua siswa di Indonesia. Seperti yang dijelaskan tadi, siswa yang ada di pelosok negeri ini tidak mendapatkan pelajaran seperti yang diajarkan di sekolah yang ada di kota. Tapi pemerintah kita mengasumsikan semuanya sama rata. selain itu Ujian Nasional hanya menghabiskan anggaran dana pemerintahan.


4. Biaya Pendidikan yang Mahal


meskipun sekolah negeri gratis namun masih banyak siswa yang berhenti sekolah karena tidak punya biaya. Biaya untuk membeli seragam dan alat - alat tulis menjadi alasan kenapa banyak siswa yang putus sekolah. Selain itu jarak antara sekolah dan rumah siswa yang jauh membuat siswa membutuhkan biaya untuk transportasi yang tentunya sangat mahal.
Tidak hanya di tingkat sekolah, di kampus pun juga begitu. Biaya kuliah yang sangat mahal membuat kebanyakan anak - anak Indonesia hanya berhenti di bangku sekolah tingkat atas. Memiliki embel - embel negeri, namun SPP nya tetap saja mahal. Biaya hidup ketika kuliah juga sangat mahal. Jika kita lihat Jerman, pemerintahannya menggratiskan warganya untuk belajar hingga di perguruan tinggi S3.

5. Standard Nilai

Standard Nilai pendidikan di Indonesia itu nilai tujuh, dibawah nilai tersebut siswa tidak akan naik kelas. Seperti kita ketahui sebelumnya bahwa setiap manusia terlahir dengan kemampuan yang berbeda - beda. Namun di Indonesia yang dijadikan standard nilai adalah pelajaran bukan moral dan etika, alhasil setelah lulus sekolah para siswa banyak yang memperlihatkan perilaku aslinya. Ada yang melawan polisi padahal siswanya yang salah, mengadakan pesta kelulusan.
Masyarakat Indonesia menganggap kepintaran seseorang itu hanya dilihat dari pelajaran 
matematikanya, jika matematikanya mendapatkan nilai bagus maka siswa tersebut pintar jika tidak maka dianggap bodoh.


6. Semangat Juang Siswa di Kota Berbeda dengan yang di Desa


kehidupan kota yang sangat keras dapat mempengaruhi siswa yang sekolah, mereka (siswa) yang sekolah di Kota kebanyakan disibukkan dengan mencari jalan untuk bolos sekolah, tawuran, bahkan minum - minuman keras. Berbeda dengan siswa yang berada di perdesaan, mereka memiliki semangat yang tinggi untuk datang ke sekolah meskipun mempertaruhkan nyawanya.


7. Disekolah Tidak diajarkan Budaya Asli Indonesia


Dengan budaya, kita bisa mengetahui siapa jati diri kita sebenarnya, namun hal ini malah jarang diajarkan di sekolah - sekolah. Semakin tinggi sekolah kita, semakin tidak ada pelajaran budayanya. Sehingga banyak anak - anak Indonesia yang lebih menyukai budaya barat daripada budaya mereka sendiri, mereka lebih mengetahui cerita anime jepang daripada cerita tentang sejarah Indonesia.

Sebaik-baiknya Manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Disqus Comments