Paling ekstrim mungkin adalah pergi ke gym dan membentuk otot-otot kekar
itu. Tetapi, bukan itu yang kami maksud. Di beberapa negara di dunia,
ada yang memiliki tradisi unik bin aneh soal modifikasi tubuh.
Ada yang memanjangkan telinga dengan cara memakai perhiasan dalam jumlah
berat. Konon, semakin panjang, orang tersebut semakin dianggap cantik
dan dihormati. Ada pula yang memaku wajahnya, atau melubangi bibirnya.
Mengerikan juga tradisi itu ya. Apakah nggak sakit tuh saat proses
membuatnya? Dan mengapa seseorang tega melakukan hal itu?
Menurut saya ini sesuatu yang sangat Waoow..!! hehehe..Mari cari tahu dan baca bahasan singkatnya :
1. Memanjangkan Telinga
Dipercaya bahwa memanjangkan telinga telah menjadi bagian tradisi dan ritual penting di Thailand. Beberapa suku bahkan hingga saat ini masih mempraktekkannya. Konon, memanjangkan telinga akan membuat diri terjauh dari gangguan makhluk halus, meningkatkan gairah seksual serta dianggap sebagai wanita yang cantik.
Banyak wanita berusaha keras untuk memanjangkan telinga karena alasan ketiga. Mereka akan menyematkan banyak perhiasan yang berat sehingga perlahan daun telinga yang telah dilubangi akan semakin panjang. Hal ini dilakukan sejak anak perempuan berusia dini, sehingga saat ia dewasa nanti panjang telinganya bisa mencapai lebih dari 10 cm.
2. Penyumbat Hidung
Adalah suku Apatani yang tinggal di lembah Ziro, di India bagian utara,
yang menganggap bahwa wanita cantik adalah sosok yang memakai penyumbat
pada hidungnya. Penyumbat tersebut dipasang di lubang hidung, sehingga
bentuk hidung berubah dan melebar. Penyumbat ini juga dipasang di lubang
telinga oleh sebagian orang.
Bahan penyumbat
biasanya terbuat dari kayu, dan dilakukan pada anak-anak perempuan sejak
usia dini.Hingga saat ini, terhitung ada sekitar 26 ribu wanita yang
telah melaksanakan tradisi ini.
3. Memahat Wajah
Anak laki-laki dan perempuan suku Dinka kerap merasa ketakutan saat
melewati prosesi pemakuan wajah ini. Sang dukun akan membawa sebilah
pisau yang telah dipanaskan dan memahatkannya di bagian dahi anak-anak.
Dan yang bikin lebih ngeri, anak-anak dilarang menangis atau meringis
saat rasa sakit muncul sepanjang prosesi. Apabila mereka melanggar,
mereka akan dipermalukan di depan masyarakat penduduknya.
Ritual
yang dilakukan di Sudan ini meninggalkan bekas seperti dipaku pada
bagian wajah terutama dahi. Bahkan, Ada yang melengkapinya dengan
memahat bagian wajah lainnya.
Ritual ini dilakukan sebagai
penanda bahwa seorang anak sudah beranjak dewasa, dan akan menerima
tanggung jawab yang lebih besar untuk sukunya.
4. Menajamkan Gigi
4. Menajamkan Gigi
Semakin tajam gigi wanita, akan semakin terlihat bahwa ia adalah yang
tercantik. Tradisi ini dilakukan oleh suku Mayan, di mana gigi-gigi akan
ditajamkan dengan cara dipahat. Rasanya? tentu saja sangat sakit,
tetapi kabarnya tradisi ini dilakukan intuk membuat seseorang
menanggalkan amarah, cemburu, dan perasaan negatif di dalam diri. Selain
itul, ritual ini juga dianggap sebagai sebuah ritual yang akan membuat
wanita memiliki kehormatan lebih dan dianggap sebagai sosok cantik di
sukunya.
5. Bibir Piring
Disebut bibir piring karena bahkan piring atau kepingan CD bisa masuk di
tengahnya. Tradisi ini dilakukan di daerah Sudan, Ethiopia, MesoAmerica
dan saat ini masih dilakukan oleh beberapa suku di Afrika dan hutan
Amazon.
Awalnya dibuat lubang pada bibir, dan dimasukkan benda agar bibir melebar. Konon, semakin lebar piring yang dimasukkan, menandakan status sosial seseorang. Tetapi, belakangan ini para arkeolog menemukan bahwa ukuran lebar bibir ditentukan oleh ukuran piring yang dipakai.
Awalnya dibuat lubang pada bibir, dan dimasukkan benda agar bibir melebar. Konon, semakin lebar piring yang dimasukkan, menandakan status sosial seseorang. Tetapi, belakangan ini para arkeolog menemukan bahwa ukuran lebar bibir ditentukan oleh ukuran piring yang dipakai.
5. Papua Nugini: Suku Trobriand
Di
Papua Nugini, ada salah satu suku yang menerapkan konsep tradisi seks
cukup mengagetkan. Suku Trobriand memperbolehkan wanita melakukan
hubungan seks sejak umur 6 tahun.
Sedangkan
untuk anak laki-laki, batas boleh melakukan hubungan seks adalah mulai
dari umur 10 tahun. Meski begitu, ada pula aturan tersendiri mengenai
kencan antara wanita dan pria. Walau sudah boleh berhubungan seks sedari
dini, mereka tidak boleh pergi makan berdua sebelum menikah.
6. Haiti: Penganut Voodoo
6. Haiti: Penganut Voodoo
Saat
kebetulan melancong ke Haiti pada bulan Juli, siap-siap melihat
penampakan aneh. Tepatnya di Saut d'Eau, akan ada ritual dari suku
penganut voodoo di air terjun sekitar sana.
Para
penganut ini melakukan ritual menari dan berguling-guling di lumpur
yang dicampur dengan darah hewan. Ditambah, mereka telanjang. Ritual ini
sebagai tanda patuh kepada dewa cinta. Ritual ini akan membuat
wisatawan risih, kecuali Anda ekshibisionis.
7. Nepal: Suku Himalaya
Di Himalaya, Nepal ada suku memiliki tradisi sex
cukup aneh. Para suami di suku ini memperbolehkan berbagi istri. Mereka
boleh saja meminjamkan atau meminjam istri dengan pria lain.
Konsep
berbagi istri ini lebih untuk kelangsungan hidup mereka. Dikarenakan
lahan bertani di Himalaya sangat minim, mereka mencari jalan keluar
dengan cara membuat anak mereka bisa saling berbagi lahan nantinya.
Caranya, membuat mereka jadi saudara dengan cara berbagi istri yang bisa
melahirkan anak satu saudara.
8. Nigeria: Suku Wodaabe
Jika Suku Himalaya berbagi istri, Suku Wodaabe saling mencuri istri. Suku yang tinggal di Nigeria, Afrika Barat ini memiliki tradisi sex saling mencuri istri. Ini karena, pernikahan pertama mereka telah ditetapkan sejak mereka kecil dan harus di antara sepupu yang seumur.
Maka mereka mencoba peruntungan baru dengan mencuri istri. Acara ini diadakan dalam Gerewol Festival. Dalam festival ini, para pria berdandan sedemikian rupa untuk menarik perhatian para wanita. Pria ini bisa saja mencuri wanita dan kemudian memulai kehidupan baru.
Timiti merupakan sebuah ritual berjalan di atas api dalam festival Hindu yang berasal dari Tamil Nadu, India Selatan. Mungkin Anda pernah melihatnya di Indonesia, baik itu di film ataupun secara nyata karena memang ritual ini juga ada di Indonesia.
Ritual ini juga secara nyata masih dilakukan dalam festival Nine Emperor Gods yang dirayakan di Penang, Malaysia. Salah satu ritual penyucian mencakup berjalan di atas api dengan bertelanjang kaki. Mereka percaya bahwa api akan membersihkan kenajisan dan melawan kejahatan dari tubuh mereka. Jadi, berjalan di atas api menyimbolkan kekuatan pria dan seberapa kuat keinginannya untuk membebaskan diri mereka dari kejahatan.
10. Pengurbanan Anak Kecil (Child Sacrifice)
Pengurbanan manusia yang pernah dilakukan oleh Suku Aztec merupakan sebuah tindakan pelanggaran hukum atas kemanusiaan sekarang ini. Tapi di awal abad 21, Uganda memunculkan kembali hal ini dengan melakukan pengurbanan anak kecil. Investigasi pemerintahan menemukan bahwa ritual ini lebih sering terjadi daripada yang dibayangkan.
Hal ini ternyata dilakukan oleh politikus-politikus dan orang-orang kaya sebagai kepercayaan atas praktik voodoo dan agama-agama tradisional (terdahulu). Hal ini telah menjadi sebuah usaha komersial. Walaupun banyak orang yang mengecam akan hal ini, ritual ini tetap dilakukan karena kurangnya pembiayaan resmi untuk menentang hal ini. Sebenarnya child sacrifice bukanlah sebuah ritual budaya, hal ini disebut begitu sebagai sebuah alat agar pemerintahan tidak usah mengambil aksi dan pembelaan bagi orang yang melakukannya.
11. Sky Burial (Penguburan Langit)
Di Tibet, Kaum Budhists melakukan sebuah ritual suci yang aneh. Mereka menyebutnya sebagai Jhator atau Sky Burial. Kaum ini percaya bahwa tidak perlu sebuah tubuh dipertahankan sesudah kematian karena adanya siklus reinkarnasi, yang dimana roh dari orang terkait sudah bergerak ke alam berikutnya.
12. The Sun Dance (Tarian Matahari)
Pribumi asli Amerika (Native Americans) diketahui telah melakukan banyak ritual untuk menghargai Roh Bumi. Ritual-ritual yang mereka lakukan ditujukan untuk berdoa kepada Roh Besar sembari menyiksa diri merka dengan mempertahankan komunikasi langsung ke Pohon Kehidupan.
Ritual ini dilakukan dengan menusuk tembus kulit dada mereka dengan sebuah tusukan menyerupai tusukan sate (skewer). Tusukan tersebut terhubung dengan sebuah tiang melalui sebuah tali yang menyimbolkan Pohon Kehidupan. Lalu, para partisipan dari ritual ini diharapkan untuk bergerak mundur untuk mencoba membebaskan diri mereka dari tusukan tersebut, yang tentunya sangatlah sakit karena kulit mereka akan tertarik. Tarian ini akan terjadi selama beberapa jam.
13. Menari Bersama Mayat
Famadihana, yang berarti "Pengembalian Para Tulang" merupakan sebuah festival tradisional di Madagaskar. Para partisipan percaya bahwa semakin cepat sebuah tubuh terurai (membusuk), maka semakin cepat juga jiwanya mencapai kehidupan selanjutnya.
Oleh karena itu, mereka melakukan ritual ini dengan menggali kembali orang tercinta mereka (yang sebelumnya sudah terkubur), menari bersama mayatnya dengan musik di sekitarkuburan dan menguburkannya kembali.
Ritual aneh ini dilakukan setiap 2 sampai 7 tahun sekali. Uniknya, para partisipan sadar bahwa mereka tidak dapat berkomunikasi dengan yang sudah meninggal, tetapi mereka percaya bahwa ritual ini dapat memperkuat hubungan di generasi mereka.
14. Ritual Pemakaman (Funeral Rite) Suku Yanomami
Dalam menghadapi kematian seseorang, Suku Yanomami
di Amazon percaya bahwa ada sebuah ritual yang harus mereka lakukan.
Ritual ini sendiri dibagi menjadi 3 tahap, pertama suku Yanomami akan
menunjukkan kemarahan dan kesedian dengan memasukkan tobacco ke dalam
mulut mereka. Kemudian mayat akan dikremasi karena mereka percaya bahwa
dengan mengubur mayat tersebut maka itu berarti mereka meninggalkannya
daripada membebaskannya.
15. Scarification (Cicatrization)
Sebuah suku di Papua dengan nama Suku Kaningara melakukan sebuah praktik yang dikenal dengan nama scarification. Scarification adalah sebuah ritual yang mencakup mencakar, menggores, membakar, mecap, atau secara dangkal membuat sebuah desain dengan memotong ke kulit dari si subjek ritual untuk mengubah bentuk tubuh. Suku Kaningara melakukan ini dengan tujuan menguatkan hubungan mereka dengan lingkungan mereka.
Walaupun hal ini dilakukan oleh orang ahli, scarification sangatlah berbahaya. Selain dari rasa sakit yang akan diarasakan, scarification memiliki resiko tinggi akan infeksi dan trauma ke kulit. Hal ini dilakukan oleh pemotong ahli ke seseorang dari suku mereka yang sudah dianggap mencapai kedewasaannya. Scarification ini adalah bukti dari kedewasaannya. Scarification juga dilakukan di Ethiopia
.
16. Impaling
Festival tahunan vegetarian (annual vegetarian festival) di Phuket, Thailand, merupakan salah satu festival paling mengerikan yang pernah ada, bahkan penontonnya saja dapat merasakan rasa sakit dengan menonton festival ini.
Selama 10 hari, para penduduk Thai-Chinese di Phuket akan menjadi vegetarian dengan tujuan untuk membersihkan diri mereka. Namun tidak hanya itu saja, para partisipan akan mendorong masuk tombak, pedang, pisau, kail, atau bahkan pistol ke pipi mereka. Mereka percaya bahwa Yang Di Atas (Para Dewa) akan masuk ke tubuh mereka saat ritual ini dilakukan, melindungi mereka dari yang jahat dan membawa keberuntungan bagi komunitas mereka.
17. Nekropagi
Jika Anda mengetahui istilah kanibal sebagai suatu kejadian dimana seseorang memakan sesamanya (manusia lainnya), maka nekropagi adalah hal yang serupa. Hanya saja nekropagi dilakukan terhadap sebuah mayat. Ritual ini masih dilakukan oleh suku Aghori, yang tinggal di kota Varanasi, India. Mereka percaya bahwa ketakutan tertinggi umat manusia adalah kematian mereka sendiri, dengan menghadapi hal ini maka seseorang dapat mencapi pencerahan.
Mayat-mayat ini mereka dapatkan dari sungai. Bagaimana sebuah mayat bisa di sungai? Mayat yang ada di sungai ini adalah mayat-mayat yang tidak dikremasi di agama Hindu, yakni orang suci, anak di bawah 5 tahun, ibu hamil, orang dengan penyakit leprosy atau chicken pox, dan orang yang bunuh diri. Orang-orang yang meninggal dalam salah satu 5 kondisi inilah yang biasa pad akhirnya menjadi makanan suku Aghori. Selain dari ini, mereka juga terkadang mendapatkan mayat dari tanah kremasi.
Mayat-mayat yang mereka dapatkan ini dapat mereka makan secara langsung (mentah) atau dimasak dengan api terbuka. Suku Aghori percaya ini bukanlah sesuatu yang tabu, bahkan merupakan pendekatan ilmiah untuk menemukan bagaimana sebenarnya siklus kehidupan terjadi dan mendekatkan mereka ke pencerahan.
18. Kanibalisme
Merupakan sebuah praktik memakan daging atau organ tubuh manusia. Kanibalisme merupakan sebuah bentuk primitif dari Nekropagi yang lebih mengerikan dan kejam. Jika di nekropagi manusia yang dimakan adalah manusia yang telah mati dalam waktu relatif lama (mayat), maka kanibalisme adalah memakan manusia tanpa peduli apakah manusia itu masih hidup atau tidak. Jika ia masih hidup, bunuh saja dan langsung dimakan, itulah praktik kanibalisme.
Salah satu suku yang masih melakukan ritual ini adalah Suku Korowai, Papua Tenggara. Dalam suku tersebut ada sebuah peraturan dimana jika diketahui seseorang melakukan praktik dukun atau bahkan seorang dukun, ia akan disiksa, dibunuh lalu dimakan. Bahkan ada yang mengatakan otaknya biasa langsung dimakan, saat masih hangat. Para antropologis percaya bahwa sekarang ini ritual ini sudah jarang dilakukan, ini hanya mitos untuk menarik turis. Tapi siapa yang tahu?